Ini adalah hasil wawancara buletin BABE (Batavians’ Bulletin Education) Edisi ke-2 milik KPJ (Keluarga Pelajar Jakarta) Mesir kepada saya tentang "Kesuksesan dalam Belajar", mudah-mudahan ada manfaatnya :D
Menurut kamu neh, kesuksesan itu apa sih?
Dari berbagai buku dan artikel-artikel tentang kesuksesan, saya mendapati kesimpulan bahwa makna kesuksesan itu berbeda-beda bagi setiap orang, artinya tergantung “ukuran” orang tersebut merasakan sebuah kesuksesan, namun terlepas dari itu saya mencoba memaknai kesuksesan yang lebih general. Dan saya setuju dengan makna kesuksesan yang dilontarkan oleh Jim Rohn (seoarang personal development trainers berkebangsaan Amerika) bahwa kesuksesan adalah “Success is something you attract by the person you become.” Kalau diartikan kurang lebih seperti ini “Kesuksesan adalah sesuatu yang anda tarik / dapatkan oleh diri anda yang layak untuk mendapatkannya.”
Apakah orang yang rasib, itu masuk kategori orang yang tidak sukses?
kalau ditanya apakah orang yang rasib itu termasuk orang yang tidak sukses? Jawaban saya adalah “tidak benar”, karna sebenarnya manusia itu sudah sukses sejak dilahirkan, kenapa? Karna ia adalah pilihan dari berjuta-juta sel yang berjuang masuk dalam rahim sang ibu. Dan orang yang rasib hanya “tertunda” karna terkadang kerasiban itu disebabkan oleh beberapa faktor, tidak hanya faktor kemalasan saja. Kita pasti banyak mendengar berapa banyak orang yang saat kuliah selalu najah, namun setelah berjuang di kehidupan tidak berhasil? dan berapa banyak orang yang rasib saat kuliah, berhasil saat bertarung dengan kehidupan?
Btw, kamu bisa meraih predikat Mumtaz. Ada trik-trik khusus ‘gak (rahasia dibalik kesuksesan kamu)?
Pertanyaan yang sering sekali dilontarkan kepada saya dari kebanyakan teman-teman adalah “bagaimana sih rahasianya kok bisa mumtaz githu?” (Astaghfiruka ya Rabb, saya hanya bermaksud tahadduts binni’mah saja). Jawaban saya biasanya selalu sama yaitu “saya sama dengan teman-teman, belajar dan belajar tentunya, namun metode belajar kita mungkin yang berbeda”. Dibawah ini adalah cara belajar saya dan mudah-mudah dapat bermanfaat.
1. Untuk masalah mukoror, dari sejak saya MTs sampai sekarang saya selalu menargetkan berapa hari saya harus selesai membaca satu buku. Misalnya target satu buku empat hari, tebal halaman buku 400, maka dalam satu hari saya harus menghabiskan 100 halaman.
2. Kalau masih sempat, saya mengulang kembali buku-buku yang saya baca dan sedikit menghafal poin-poin penting.
3. Saya selalu diskusikan dengan teman-teman poin-poin yang saya anggap agak sulit. Saya yakin diskusi ini sangat membantu!!!
4. Terkadang saya membuat khulashoh dari mukoror yang sulit-sulit. Untuk efesien waktu, saya kerjasama dengan teman-teman untuk membuatnya, namun yang bisa dipercaya kevalidannya.
5. Poin-poin yang penting saya hafalkan, tidak hanya membaca atau mengingat. Dan yang terpenting usahakan faham dulu.
6. Saya terbiasa membuat catatan kecil satu lembar dan itu mirip dengan Fihrist. Saya yakin ini berguna untuk mengingat.
Trus gimana neh, cara kamu memenej waktu, antara belajar, organisasi dan aktifitas pribadi?
Mengatur waktu itu penting, karna “Al-waqt Atsman Min Adz-dzahab”. Bagi saya mengatur waktu antara belajar, organisasi dan aktifitas pribadi harus sesuai dengan porsinya, artinya tergantung yang mana yang lebih diprioritaskan. Saya biasanya membuat Jadwal Harian apalagi ketika dekat-dekat musim ujian berarti saya harus mengupdate jadwal harian saya dan tentunya porsi belajar harus diperbanyak. Dan kalau bisa, ketika pulang dari berorganisasi/kegiatan luar lainnya sempatkan membaca walau hanya satu lembar. Lalu, Jangan pernah beranggapan organisasi bisa mengganggu belajar, karna menurut saya organisasi pun penting untuk kita, karna organisasi tidak bisa kita dapatkan dari kuliah. Kemudian jangan pernah lupa sisakan waktu untuk waktu pribadi, isi dengan refresh itupun harus yang berguna.
Ada gak, sesuatu atau hal yang bisa buat kamu termotivasi, khususnya disaat kamu sedang BeTe belajar?
Jenuh atau bete itu memang sudah bagian dari diri kita, pasti setiap orang akan merasakan kejenuhan, dan saya yakin belajar pun kalau terus menerus akan terasa jenuh, untuk itu kita perlu refreshing karna selain untuk merefresh otak kita, semua bagian dari diri kita memiliki hak.
Kalau saya sedang bete belajar, kadang saya mengeluh kepada keluarga, kerabat, orang terdekat, saya sering sms/telpon orang tua. Kadang juga saya melihat belajar teman-teman saya, kalau kata orang sih “ngeces semangat”. Selain itu juga saya melihat-lihat buku mukoror yang masih banyak, berarti saya harus belajar. Kemudian juga saya sering mengingat-ingat cita-cita saya agar termotivasi kembali untuk mengejarnya dan itu tentunya dengan belajar.
Lingkungan kondusif belajar itu perlu ga sih?
Ya, lingkungan kondusif belajar itu sangat diperlukan bahkan menurut saya lingkungan itu lebih penting dari pada bimbingan belajar namun tidak mutlak seperti itu. Disamping itu kita juga bisa terbentuk dari lingkungan.
Ada asumsi miring, klo kurikulum Al-Azhar ketinggalan zaman?
Menurut saya tidak juga. Saya pikir statement itu hanya keluar atas dasar sinisme saja. Kalau kita positive thinking pasti menemukan banyak hal yang baik dari al-Azhar, baik kurikulum atau yang lainnya. Jadi, Jangan selalu negative thinking sehingga sesuatu yang menjadi objek pandangan kita seluruhnya jelek. Yang jelas banyak hal positif yang bisa kita ambil dari al-Azhar ini.
Pesan untuk warga KPJ dan Masisir?
Terakhir sekedar mengingatkan akan indahnya firman Allah Swt. yang selalu menjadi motivasi saya, QS. An-Najm : 39-41.
Posting Komentar