PD II




(Perang Dirasah II)*



Rasanya baru satu bulan kita merasakan istirahat dari Perang Dirasah I, namun gaungan “Perang Dirasah II” sudah mulai berkumandang, karna memang sudah waktunya perang dan waktunya mempersiapkan diri untuk “berperang” dengan musuh kedua. Sekarang yang jadi pertanyaan kita adalah; apakah kita sudah membuat strategi perang yang bagus?apakah kita sudah siap untuk berperang?



Salah satu usulan sang “Raja Baru” untuk prajurit Masisir adalah “Stake Holders” yang di kemas dalam LOKAKARYAnya, tidak lain maksudnya adalah mencari solusi dari sekian problematika studi prajurit Masisir dewasa ini. Terlepas dari timbulnya pro dan kontra terhadap usulan sang raja, membuat strategi “Perang Dirasah II” merupakan salah satu solusi untuk sekian problematika itu. Untuk itu mari kita buat strategi yang bagus untuk berperang!!!



Starategi : S.T.A.K.E  H.O.L.D.E.R.S




  • SIAPKAN DIRI


Menyiapkan diri dengan matang sangatlah penting, karna ini akan menentukan perjalanan dan akhir dari perang yang akan kita hadapi.


“Kalau awalnya tidak siap, maka selanjutnya akan lebih tidak siap”.


“Jangan takut hidupmu akan berakhir, tetapi takutilah bahwa ia tidak akan bermula” –Kardinal John Henry Newman-




  • TAJDID NIAT


Memperbaharui niat adalah keharusan kita sebagai seoarang Thâlib, memperbaharui niat untuk memulai segala persiapan berperang. Dan jangan lupa untuk menyertakan keikhlasan.


“Innamâ al-A’mâlu Bi an-Niyyah”. –Hadits-




  • ATUR JADWAL


Mengatur jadwal sangat penting bagi kehidupan manusia, maka aturlah jadwal; kapan waktu belajar, waktu refresh, waktu tidur dan lain-lain. Jangan lupa untuk selalu konsisten pada apa yang telah kita rencanakan.




  • KEMBALI KE RENCANA AWAL


Lengkapilah tajdid niat dengan mengingat kembali apa tujuan kita datang ke negara seribu menara ini, biasanya kebanyakan kita terbuai dengan lingkungan. Kemudian jalani apa yang sudah kita tetapkan dari target dan tujuan.




  • EVALUASI


Mengevaluasi hasil strategi yang telah kita jalani pada perang pertama ini salah satu penentu pada perang kedua. Karna orang yang selalu ingin maju adalah orang yang selalu mengevaluasi hasil kerjanya.


“Man Kâna Yaumuhu Khairan Min Amsihi Fahuwa ar-Râbih” –Hadits-




  • HIASI STRATEGI


Hiasi strategi perang anda dengan membaca biografi ulama-ulama untuk membangkitkan semangat kita, cermatilah bagaimana cara mereka belajar sehingga mendapatkan hasil yang dicita-citakan dan jangan lupa terapkan dalam diri kita!!!




  • OLAH CARA BELAJAR


Kenali gaya belajar anda, lalu atur sedemikian rupa cara membaca diktat yang baik, lengkapi dengan meringkasnya.




  • LENGKAPI DENGAN BIMBEL


Banyak yang akan anda dapatkan dengan bimbingan belajar, jangan anggap bimbingan belajar adalah “pembodohisasi”, karna ini sangat membantu.


“Celakalah orang yang tidak mengetahui ukuran dirinya”




  • DEKATKAN DIRI


Taqarrub selalu kepada Allah Swt. dengan ibadah dan doa. Karna salah satu tugas manusia adalah ibadah. Diantara ibadah nafilah yang sangat mendapatkan perhatiaan Rasulullah dan Salaf ash-Sholih adalah Qiyamul Lail.


“Dan pada sebagian malam shalat tahajjudlah kamu, sebagai suatu ibadah tambahan bagimu…” –QS. Al-Isra’:79-




  • EKONOMI


Aturlah keuangan sedemikian rupa, karna ini sangat berpengaruh terhadap kesiapan kita untuk berperang, usahakan saat kita berperang selalu ada uang didompet kita.


”Money isn’t everything, but everyting without money is nothing”.





  • RAJIN KE KAMPUS


Selalu ke kampus untuk mengikuti muhadhoroh adalah penunjang utama bagi kesuksesan perang kita, karna banyak yang akan kita dapati di muhadhoroh.


“Man Arâda al-Masrûrah Fa’alaihi Bi al-Muhâdharah”





  • SERAH DIRI KEPADA-NYA


Serahkan hasil dari strategi yang kita susun hanya kepada Allah Swt. Karna Dia-lah penentu segalanya dan yakinkan diri anda bahwa Allah tidak akan pernah dzalim dengan hambanya.


“Dzâlika Bimâ Qaddamat Aydîkum Wa Annallâha Laysa Bizhallâmin Li al ‘Abîd” –QS. Ali Imron:182-


“Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Usaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki”. –Mahatma Gandhi-



Terakhir, mari kita renungkan nasihat dari ayah Dr. Akram Ridha untuknya yang begitu indah : “Kalau kamu ingin mendapatkan nilai “Jayyid Jiddan” maka berusahalah layaknya kamu mendapat nilai “Mumtaz”, jangan pernah berkhayal mendapat “Jayyid Jiddan” dengan usaha “Jayyid”.



Allâhumma Ij’alnâ Min an-Nâjihîn wa an-Nâjihât. Amîn.



*Pernah di muat di Majalah KREASI milik IKPMA-RAM periode 2007-2008

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

أحدث أقدم
Post ADS 1
Post ADS 1